Radiasi tegangan tinggi
sebenamya sudah sejak lama
dipikirkan oleh para ahli, paling
tidak semenjak James Clark
Maxwell mengumumkan teorinya
tentang :A dynamic theory of the electromagnetic field, suatu
teori revolusioner tentang
pergeseran arus yang
diramalkan dapat menimbulkan
gelombang elektromagnet yang
merambat dengan kecepatan cahaya. Pada waktu teori
tersebut diumumkan (tahun
1865) Maxwell belum
menyebutnya sebagai suatu
radiasi seperti yang kita kenal
saat ini. Secara teoritis elektron yang
membawa arus listrik pada
jaringan tegangan tinggi akan
bergerak lebih cepat bila
perbedaan tegangannya makin
tinggi. Elektron yang membawa arus listrik pada jaringan
interkoneksi dan juga pada
jaringan transmisi, akan
menyebabkan timbulnya medan
magnet maupun medan listrik.
Elektron bebas yang terdapat dalam udara di sekitar jaringan
tegangan tinggi, akan
terpengaruh oleh adanya medan
magnet dan medan listrik,
sehingga gerakannya akan makin
cepat dan hal ini dapat menyebabkan timbulnya ionisasi
di udara. Ionisasi dapat terjadi
karena elektron sebagai partikel
yang bermuatan negatif dalam
gerakannya akan bertumbukan
dengan molekul-molekul udara sehingga timbul ionisasi berupa
ion-ion dan elektron baru. Proses
ini akan berjalan terus selama
ada arus pada jaringan tegangan
tinggi dan akibatnya ion dan
elektron akan menjadi berlipat ganda terlebih lagi bila gradien
tegangannya cukup tinggi. Udara
yang lembab karena adanya
pepohon di bawah jaringan
tegangan tinggi akan lebih
mempercepat terbentuknya pelipatan ion dan elektron yang
disebut dengan avalanche. Akibat berlipatgandanya ion dan
elektron ini (peristiwa avalanche)
akan menimbulkan korona
berupa percikan busur cahaya
yang seringkali disertai pula
dengan suara mendesis dan bau khusus yang disebut dengan bau
ozone. Peristiwa avalanche dan
timbulnya korona akibat adanya
medan magnet dan medan listrik
pada jaringan tegangan tinggi
inilah yang sering disamakan dengan radiasi gelombang
elektromagnet atau radiasi
tegangan tinggi. Berbahayakah Radiasi
Tegangan Tinggi itu? Secara umum setiap bentuk
radiasi gelombang elektromagnet
dapat berpengaruh terhadap
tubuh manusia. Sel-sel tubuh
yang mudah membelah adalah
bagian yang paling mudah dipengaruhi oleh radiasi. Tubuh
yang sebagian besar berupa
molekul air, juga mudah
mengalami ionisasi oleh radiasi.
Seberapa jauh pengaruhnya
terhadap tubuh manusia, tergantung pada batas-batas
aman yang diizinkan. Sebagai
contoh untuk radiasi nuklir yang
aman bagi manusia (untuk
pekerja radiasi) adalah dosis di
bawah 5000 mili Rem per tahun, sedangkan untuk masyarakat
umum adalah 10 % dari harga
tersebut. Lantas bagaimanakah
dengan batasan aman untuk
radiasi tegangan tinggi? Sejauh ini batasan aman untuk
radiasi tegangan tinggi masih
terus diteliti dan para ahli di
seluruh dunia masih belum sampai
kepada kata sepakat tentang
batasan aman tersebut. Penelitian pengaruh radiasi
tegangan tinggi sejauh ini baru
diketahui akibatnya terhadap
binatang percobaan di
laboratorium. Radiasi tegangan
tinggi (radiasi elektromagnet) ternyata mempengaruhi sifat
kekebalan (imun) tikus-tikus
percobaan. Apakah radiasi tegangan tinggi
juga bersifat cocarcinogenik
(merangsang timbulnya kanker),
ternyata masih dalam taraf
dugaan saja, karena tikus-tikus
percobaan yang dikenai radiasi tegangan tinggi tidak ada yang
menjadi terserang kanker,
walaupun diramalkan
kemungkinan terkena kanker
dapat meningkat karenanya.
Memang terdapat perbedaan antara manusia dan tikus,
sehingga penelitian terhadap
tikus-tikus tersebut mungkin lain
hasilnya terhadap manusia.
Walaupun demikian, usaha
manusia untuk mengurangi dampak teknologi berupa
jaringan interkoneksi dan
transmisi tegangan tinggi yang
dapat menimbulkan kemungkinan
terkena radiasi tegangan tinggi
tetap perlu dilakukan, agar diperoleh kepastian mengenai
harga batas aman bagi manusia. Satuan untuk mengukur radiasi
tegangan tinggi tidaklah sama
dengan satuan untuk radiasi
nuklir yang menggunakan satuan
REM, singkatan Rontgen
Equivalent of Man. Satuan radiasi tegangan tinggi masih
menggunakan satuan Weber/
meter2, yaitu satuan flux dalam
sistem mks. Mengingat bahwa l
Weber/m2 sama dengan 104
gauss, sedangkan satuan untuk induksi magnetik telah
ditentukan dengan satuan Tesla
yang besarnya sama dengan 104
gauss, maka satuan radiasi
tegangan tinggi dapat juga
menggunakan satuan Tesla yang identik dengan Weber/m2. Walaupun belum ada kata
sepakat untuk menentukan
batas aman bagi radiasi
tegangan tinggi, namun Amerika
Serikat sebagai negara industri
yang banyak menggunakan jaringan tegangan tinggi, telah
menetapkan batas aman sebesar
0,2 mikro Weber/m2. Sedangkan
Rusia (bekas Uni Sovyet)
menetapkan batas aman radiasi
tegangan tinggi dengan faktor 1000 lebih rendah dari yang
telah ditetapkan Amerika
Serikat. Adanya perbedaan
penetapan batas aman ini
disebabkan karena penelitian
mengenai dampak radiasi tegangan tinggi terhadap
manusia masih belum selesai dan
masih terus dilakukan. Hal
menarik dari penentuan harga
batas aman tersebut adalah
bahwa Amerika Serikat yang menetapkan harga batas aman
tersebut adalah Radiation
Protection Board, sedangkan di
Rusia oleh Ministry Of Health
(Departemen Kesehatan),
sedangkan di Australia oleh Australian Radiation Protection
Society (ARPS), suatu lembaga
non pemerintah.
sebenamya sudah sejak lama
dipikirkan oleh para ahli, paling
tidak semenjak James Clark
Maxwell mengumumkan teorinya
tentang :A dynamic theory of the electromagnetic field, suatu
teori revolusioner tentang
pergeseran arus yang
diramalkan dapat menimbulkan
gelombang elektromagnet yang
merambat dengan kecepatan cahaya. Pada waktu teori
tersebut diumumkan (tahun
1865) Maxwell belum
menyebutnya sebagai suatu
radiasi seperti yang kita kenal
saat ini. Secara teoritis elektron yang
membawa arus listrik pada
jaringan tegangan tinggi akan
bergerak lebih cepat bila
perbedaan tegangannya makin
tinggi. Elektron yang membawa arus listrik pada jaringan
interkoneksi dan juga pada
jaringan transmisi, akan
menyebabkan timbulnya medan
magnet maupun medan listrik.
Elektron bebas yang terdapat dalam udara di sekitar jaringan
tegangan tinggi, akan
terpengaruh oleh adanya medan
magnet dan medan listrik,
sehingga gerakannya akan makin
cepat dan hal ini dapat menyebabkan timbulnya ionisasi
di udara. Ionisasi dapat terjadi
karena elektron sebagai partikel
yang bermuatan negatif dalam
gerakannya akan bertumbukan
dengan molekul-molekul udara sehingga timbul ionisasi berupa
ion-ion dan elektron baru. Proses
ini akan berjalan terus selama
ada arus pada jaringan tegangan
tinggi dan akibatnya ion dan
elektron akan menjadi berlipat ganda terlebih lagi bila gradien
tegangannya cukup tinggi. Udara
yang lembab karena adanya
pepohon di bawah jaringan
tegangan tinggi akan lebih
mempercepat terbentuknya pelipatan ion dan elektron yang
disebut dengan avalanche. Akibat berlipatgandanya ion dan
elektron ini (peristiwa avalanche)
akan menimbulkan korona
berupa percikan busur cahaya
yang seringkali disertai pula
dengan suara mendesis dan bau khusus yang disebut dengan bau
ozone. Peristiwa avalanche dan
timbulnya korona akibat adanya
medan magnet dan medan listrik
pada jaringan tegangan tinggi
inilah yang sering disamakan dengan radiasi gelombang
elektromagnet atau radiasi
tegangan tinggi. Berbahayakah Radiasi
Tegangan Tinggi itu? Secara umum setiap bentuk
radiasi gelombang elektromagnet
dapat berpengaruh terhadap
tubuh manusia. Sel-sel tubuh
yang mudah membelah adalah
bagian yang paling mudah dipengaruhi oleh radiasi. Tubuh
yang sebagian besar berupa
molekul air, juga mudah
mengalami ionisasi oleh radiasi.
Seberapa jauh pengaruhnya
terhadap tubuh manusia, tergantung pada batas-batas
aman yang diizinkan. Sebagai
contoh untuk radiasi nuklir yang
aman bagi manusia (untuk
pekerja radiasi) adalah dosis di
bawah 5000 mili Rem per tahun, sedangkan untuk masyarakat
umum adalah 10 % dari harga
tersebut. Lantas bagaimanakah
dengan batasan aman untuk
radiasi tegangan tinggi? Sejauh ini batasan aman untuk
radiasi tegangan tinggi masih
terus diteliti dan para ahli di
seluruh dunia masih belum sampai
kepada kata sepakat tentang
batasan aman tersebut. Penelitian pengaruh radiasi
tegangan tinggi sejauh ini baru
diketahui akibatnya terhadap
binatang percobaan di
laboratorium. Radiasi tegangan
tinggi (radiasi elektromagnet) ternyata mempengaruhi sifat
kekebalan (imun) tikus-tikus
percobaan. Apakah radiasi tegangan tinggi
juga bersifat cocarcinogenik
(merangsang timbulnya kanker),
ternyata masih dalam taraf
dugaan saja, karena tikus-tikus
percobaan yang dikenai radiasi tegangan tinggi tidak ada yang
menjadi terserang kanker,
walaupun diramalkan
kemungkinan terkena kanker
dapat meningkat karenanya.
Memang terdapat perbedaan antara manusia dan tikus,
sehingga penelitian terhadap
tikus-tikus tersebut mungkin lain
hasilnya terhadap manusia.
Walaupun demikian, usaha
manusia untuk mengurangi dampak teknologi berupa
jaringan interkoneksi dan
transmisi tegangan tinggi yang
dapat menimbulkan kemungkinan
terkena radiasi tegangan tinggi
tetap perlu dilakukan, agar diperoleh kepastian mengenai
harga batas aman bagi manusia. Satuan untuk mengukur radiasi
tegangan tinggi tidaklah sama
dengan satuan untuk radiasi
nuklir yang menggunakan satuan
REM, singkatan Rontgen
Equivalent of Man. Satuan radiasi tegangan tinggi masih
menggunakan satuan Weber/
meter2, yaitu satuan flux dalam
sistem mks. Mengingat bahwa l
Weber/m2 sama dengan 104
gauss, sedangkan satuan untuk induksi magnetik telah
ditentukan dengan satuan Tesla
yang besarnya sama dengan 104
gauss, maka satuan radiasi
tegangan tinggi dapat juga
menggunakan satuan Tesla yang identik dengan Weber/m2. Walaupun belum ada kata
sepakat untuk menentukan
batas aman bagi radiasi
tegangan tinggi, namun Amerika
Serikat sebagai negara industri
yang banyak menggunakan jaringan tegangan tinggi, telah
menetapkan batas aman sebesar
0,2 mikro Weber/m2. Sedangkan
Rusia (bekas Uni Sovyet)
menetapkan batas aman radiasi
tegangan tinggi dengan faktor 1000 lebih rendah dari yang
telah ditetapkan Amerika
Serikat. Adanya perbedaan
penetapan batas aman ini
disebabkan karena penelitian
mengenai dampak radiasi tegangan tinggi terhadap
manusia masih belum selesai dan
masih terus dilakukan. Hal
menarik dari penentuan harga
batas aman tersebut adalah
bahwa Amerika Serikat yang menetapkan harga batas aman
tersebut adalah Radiation
Protection Board, sedangkan di
Rusia oleh Ministry Of Health
(Departemen Kesehatan),
sedangkan di Australia oleh Australian Radiation Protection
Society (ARPS), suatu lembaga
non pemerintah.
0 komentar:
Posting Komentar